Langsung ke konten utama

Tinggal dalam Kristus

Tinggal dalam Kristus memang memberi implikasi makna temporal, yaitu tinggal dalam tenggang waktu yang tidak sebentar. Bila orang hanya mampir di rumah kita, tamu itu hanya singgah, bukan tinggal. Tamu itu baru kita sebut tinggal di rumah kita apabila orang tersebut ikut berdiam di rumah kita selama sekian hari, pekan, bulan, bahkan tahun. Yang amat menarik, teks Kitab Suci menyebut bahwa Sang Sabda menjelma menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:14). Kata "diam" pada teks Yoh 1:14 itu menggunakan istilah Yunani skenoun yang menunjuk makna berkemah. Kemah bukanlah rumah tinggal yang tetap. Berkemah berarti tinggal untuk sementara, sebab Sang Sabda memang menjadi manusia, tinggal diantara kita, tetapi akan kembali kepada Bapa. Seperti itu pula nasib dan hidup umat manusia, yang sebenarnya didunia ini cuma tinggal sementara dan akhirnya harus berangkat menuju "kemah abadi" yaitu tanah air surgawi, persatuan bersama dengan Allah untuk selama-lamanya di surga. 


Sumber: buku EKARISTI - E. Martasudjita, Pr


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ekaristi

EKARISTI Ekaristi adalah sarana untuk berjumpa dengan Tuhan dan tanda konkret yang ada pada Ekaristi. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Kristus, kita meng-amini seluruh sabda Yesus. Hidup, karya, ajaran, dan perintah Yesus kita setujui. Tidak hanya menerima itu semua, tetapi kita harus melakukannya juga. Ekaristi berbuah dalam diri kita. Buahnya itu ialah berbagi kepada sesama kita. EKARISTI YANG BERDAYA SAPA DAN BERDAYA UBAH  Sapa: Kristus menyapa kita ketika kita menyambut Tubuh Kristus dan kita semakin dikuatkan oleh-Nya. Ubah: Ekaristi mengubah hidup kita, yang berbuah kebaikan dan kasih untuk orang lain. Sumber: Kesimpulan dari RD. A. Steve Winarto Pr.

Cinta v.2

cinta.. satu kata yang mewakili berjuta arti lima huruf yang mewakili beribu bahasa cinta.. perasaan menusuk memiliki topeng yang membuatmu tersenyum cinta.. terasa lembut tapi tajam memikat, tapi mematikan cinta.. mudah dilihat, tapi sulit digapai ingin menggapai, tapi terus terpuruk.. by: Ines Widyantari

Kutipan St. Bonaventura

Janganlah pernah merasa cukup untuk: belajar tanpa pengorbanan, menilik tanpa kekaguman, taat tanpa sukacita, bertindak tanpa semangat ilahi, mengenal tanpa kasih, mengerti tanpa kerendahan hati, berjuang keras tanpa rahmat ilahi. Sumber: buku  “Itinerarium Mentis ad Deum”  (Perjalanan Jiwa Menuju Tuhan).