Langsung ke konten utama

Mengubah, Menerima, Mempertimbangkan

KASUS: 
1. Seorang prodiakon yang saleh, ramah, baik hati, dan jujur mempunyai 3 org anak. Tetapi ke-3 anak itu tidak rukun, selalu bertengkar. Suatu hari si prodiakon kembali pulang ke kampung halamannya dengan naik kereta. Tak lama kemudian si prodiakon balik ke Jakarta menggunakan kereta. Setelah ia sampai di stasiun, lalu ia mau menyebrang jalan, dan tiba-tiba ada mikrolet menabrak dirinya. Lalu ia masuk rumah sakit selama 40 hari koma. Setelah itu ia diperbolehkan pulang bersama keluarganya. Setelah 7 hari kemudian, ia langsung meninggal...
 (Sungguh tragis ceritanya!!)

2. Sepasang suami dan istri yang tinggal hidup rukun, sering ke gereja. Setelah menikah, mereka sampai 4 tahun blm juga mempunyai seorang anak, padahal mereka sangat ingin sekali mempunyai anak. Mereka sering ke gereja untuk berdoa kepada Tuhan. Tetapi dia blm dikaruniai seorang anak. Lalu mereka memutuskan utk pergi ke kelenteng, dukun, dsb. Dan hasilnya juga nihil. Lalu mereka pergi ke luar negri utk berobat supaya mempunyai anak, tetapi sang dokter berkata sang ibu tidak dapat mempunyai anak karena hanya kemungkinan 10% saja ia bisa mengandung, karena saluran ke ovariumnya terputus..

PERTANYAAN: 
1. Dimanakah Tuhan pada saat itu?
2. Apakah Tuhan Maha Baik? Memberi mereka tantangan hidup seperti itu.
3. Apakah Tuhan TIDAK Maha Baik? Membiarkan hal tersebut terjadi kepada mereka.

PILIHAN:
A. TUHAN BERENCANA/MEMUTUSKAN
B. TUHAN MENGIZINKAN
C. TUHAN TAK BERDAYA
Apa alasannya kamu memilih yang diatas itu??


JAWABAN TERBAIK:
Yang kita lakukan seharusnya ialah menerima apa yang telah Tuhan berikan kepada kita dan mensyukuri atas apa yang telah diberikannya.

SIKAP KITA SEHARUSNYA: 
Berpikir dan merenungkan 3 hal ini...
- Tuhan, bantulah aku untuk MENGUBAH hal2 yang dapatku ubah.
- Bantulah aku untuk MENERIMA hal2 yang tidak dapat ku ubah.
- Bantulah aku untuk bisa MEMPERTIMBANGKAN hal2 yang bisa ku ubah dan hal2 yang tidak bisa ku ubah.


Sumber: Pendalaman Wahyu dan Iman by RD. A. Steve Winarto Pr.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ekaristi

EKARISTI Ekaristi adalah sarana untuk berjumpa dengan Tuhan dan tanda konkret yang ada pada Ekaristi. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Kristus, kita meng-amini seluruh sabda Yesus. Hidup, karya, ajaran, dan perintah Yesus kita setujui. Tidak hanya menerima itu semua, tetapi kita harus melakukannya juga. Ekaristi berbuah dalam diri kita. Buahnya itu ialah berbagi kepada sesama kita. EKARISTI YANG BERDAYA SAPA DAN BERDAYA UBAH  Sapa: Kristus menyapa kita ketika kita menyambut Tubuh Kristus dan kita semakin dikuatkan oleh-Nya. Ubah: Ekaristi mengubah hidup kita, yang berbuah kebaikan dan kasih untuk orang lain. Sumber: Kesimpulan dari RD. A. Steve Winarto Pr.

Cinta v.2

cinta.. satu kata yang mewakili berjuta arti lima huruf yang mewakili beribu bahasa cinta.. perasaan menusuk memiliki topeng yang membuatmu tersenyum cinta.. terasa lembut tapi tajam memikat, tapi mematikan cinta.. mudah dilihat, tapi sulit digapai ingin menggapai, tapi terus terpuruk.. by: Ines Widyantari

Iuxta Dominicam viventes

Sebuah kisah mengharukan mengenai makna hari Minggu terjadi pada tahun 304, saat umat Kristen hidup dalam penganiyaan oleh Kaisar Diokletianus. Ada sekelompok umat Kristen yang amat setia dalam iman di Abitinia, sebuah desa kecil di Tunisia. Pada waktu itu Kaisar melarang umat Kristen memiliki dan membaca Kitab Suci dan berkumpul pada hari Minggu untuk merayakan Ekaristi. Akan tetapi, kelompok umat Kristen yang berjumlah 49 orang di Abitinia itu tetap berkumpul di rumah Felix Octavius dan mereka merayakan Ekaristi. Mereka ditangkap dan dibawa ke Kartago untuk diadili. Ketika ditanya mengapa mereka melanggar perintah Kaisar, mereka menjawab:   Sine Dominico non possumus  – “tanpa hari Minggu kami tidak dapat hidup. Bila kami tidak berkumpul dan merayakan Ekaristi, kami tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi masalah hidup kami sehari-hari.” Demi kesetiaan iman, ke-49 orang Kristen itu disiksa dan akhirnya dimartir. Mereka berpegang pada iman dengan menumpahkan darah. Mereka ...