Langsung ke konten utama

Iuxta Dominicam viventes


Sebuah kisah mengharukan mengenai makna hari Minggu terjadi pada tahun 304, saat umat Kristen hidup dalam penganiyaan oleh Kaisar Diokletianus. Ada sekelompok umat Kristen yang amat setia dalam iman di Abitinia, sebuah desa kecil di Tunisia. Pada waktu itu Kaisar melarang umat Kristen memiliki dan membaca Kitab Suci dan berkumpul pada hari Minggu untuk merayakan Ekaristi. Akan tetapi, kelompok umat Kristen yang berjumlah 49 orang di Abitinia itu tetap berkumpul di rumah Felix Octavius dan mereka merayakan Ekaristi. Mereka ditangkap dan dibawa ke Kartago untuk diadili. Ketika ditanya mengapa mereka melanggar perintah Kaisar, mereka menjawab: Sine Dominico non possumus – “tanpa hari Minggu kami tidak dapat hidup. Bila kami tidak berkumpul dan merayakan Ekaristi, kami tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi masalah hidup kami sehari-hari.” Demi kesetiaan iman, ke-49 orang Kristen itu disiksa dan akhirnya dimartir. Mereka berpegang pada iman dengan menumpahkan darah. Mereka memang mati, tetapi mereka menang. Mereka telah masuk dalam kemuliaan Kristus yang bangkit, yang kita rayakan setiap hari Minggu.

Sumber: buku EKARISTI – Makna dan Kedalamannya bagi perutusan di tengah dunia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ekaristi

EKARISTI Ekaristi adalah sarana untuk berjumpa dengan Tuhan dan tanda konkret yang ada pada Ekaristi. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Kristus, kita meng-amini seluruh sabda Yesus. Hidup, karya, ajaran, dan perintah Yesus kita setujui. Tidak hanya menerima itu semua, tetapi kita harus melakukannya juga. Ekaristi berbuah dalam diri kita. Buahnya itu ialah berbagi kepada sesama kita. EKARISTI YANG BERDAYA SAPA DAN BERDAYA UBAH  Sapa: Kristus menyapa kita ketika kita menyambut Tubuh Kristus dan kita semakin dikuatkan oleh-Nya. Ubah: Ekaristi mengubah hidup kita, yang berbuah kebaikan dan kasih untuk orang lain. Sumber: Kesimpulan dari RD. A. Steve Winarto Pr.

Cinta v.2

cinta.. satu kata yang mewakili berjuta arti lima huruf yang mewakili beribu bahasa cinta.. perasaan menusuk memiliki topeng yang membuatmu tersenyum cinta.. terasa lembut tapi tajam memikat, tapi mematikan cinta.. mudah dilihat, tapi sulit digapai ingin menggapai, tapi terus terpuruk.. by: Ines Widyantari

Kutipan St. Bonaventura

Janganlah pernah merasa cukup untuk: belajar tanpa pengorbanan, menilik tanpa kekaguman, taat tanpa sukacita, bertindak tanpa semangat ilahi, mengenal tanpa kasih, mengerti tanpa kerendahan hati, berjuang keras tanpa rahmat ilahi. Sumber: buku  “Itinerarium Mentis ad Deum”  (Perjalanan Jiwa Menuju Tuhan).