Langsung ke konten utama

Cinta

Cinta.. 
dari sana kita belajar 
mencintai dan dicintai
menghargai dan dihargai
mengorbankan dan dikorbankan
mendengarkan dan didengarkan

Cinta...
harus ada salah satu pihak 
yang menang dan kalah
jujur dan setia
disakiti dan tersakiti
suka dan tidak suka dengan apa yg kita buat

karena darisanalah kita baru mengerti apa arti cinta yang sesungguhnya.. 

cinta.. belajar dari perbedaan visi dan misi, tetapi tetap pada satu tujuan, yaitu menjadi pasangan hidup sampai maut nanti...

cinta.. apakah kita hanya ingin sekedar mau mempunyai pasangan hidup saja atau pegangan hidup untuk selamanya sampai akhir hayat nanti. 

cinta itu tidak memandang perbedaan. cinta itu ibarat "Bhinneka Tunggal Ika", "berbeda-beda tetapi tetap satu." 


[by: Jessica Amazy]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Ekaristi

EKARISTI Ekaristi adalah sarana untuk berjumpa dengan Tuhan dan tanda konkret yang ada pada Ekaristi. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Kristus, kita meng-amini seluruh sabda Yesus. Hidup, karya, ajaran, dan perintah Yesus kita setujui. Tidak hanya menerima itu semua, tetapi kita harus melakukannya juga. Ekaristi berbuah dalam diri kita. Buahnya itu ialah berbagi kepada sesama kita. EKARISTI YANG BERDAYA SAPA DAN BERDAYA UBAH  Sapa: Kristus menyapa kita ketika kita menyambut Tubuh Kristus dan kita semakin dikuatkan oleh-Nya. Ubah: Ekaristi mengubah hidup kita, yang berbuah kebaikan dan kasih untuk orang lain. Sumber: Kesimpulan dari RD. A. Steve Winarto Pr.

Cinta v.2

cinta.. satu kata yang mewakili berjuta arti lima huruf yang mewakili beribu bahasa cinta.. perasaan menusuk memiliki topeng yang membuatmu tersenyum cinta.. terasa lembut tapi tajam memikat, tapi mematikan cinta.. mudah dilihat, tapi sulit digapai ingin menggapai, tapi terus terpuruk.. by: Ines Widyantari

Iuxta Dominicam viventes

Sebuah kisah mengharukan mengenai makna hari Minggu terjadi pada tahun 304, saat umat Kristen hidup dalam penganiyaan oleh Kaisar Diokletianus. Ada sekelompok umat Kristen yang amat setia dalam iman di Abitinia, sebuah desa kecil di Tunisia. Pada waktu itu Kaisar melarang umat Kristen memiliki dan membaca Kitab Suci dan berkumpul pada hari Minggu untuk merayakan Ekaristi. Akan tetapi, kelompok umat Kristen yang berjumlah 49 orang di Abitinia itu tetap berkumpul di rumah Felix Octavius dan mereka merayakan Ekaristi. Mereka ditangkap dan dibawa ke Kartago untuk diadili. Ketika ditanya mengapa mereka melanggar perintah Kaisar, mereka menjawab:   Sine Dominico non possumus  – “tanpa hari Minggu kami tidak dapat hidup. Bila kami tidak berkumpul dan merayakan Ekaristi, kami tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi masalah hidup kami sehari-hari.” Demi kesetiaan iman, ke-49 orang Kristen itu disiksa dan akhirnya dimartir. Mereka berpegang pada iman dengan menumpahkan darah. Mereka ...